Verba Berpelengkap

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia memiliki berbagai variasi pada konstruksi kalimatnya. Berdasarkan kategori pengisi predikat, kalimat dapat dibedakan atas kalimat berpredikat verba (1) dan kalimat berpredikat nonverbal. Kalimat verba ialah kalimat yang predikatnya verba atau frasa verba (Kridalaksana, 1994:156). Kalimat nonverba ialah kalimat yang predikatnya berkategori nomina (kata benda), ajektiva (kata sifat), adverbia (kata berpreposisi), numeralia (kata bilangan), dan pronomina (kata ganti) (Badudu, 1983:16).
Berdasarkan kategori pengisi predikat, kalimat verbal dapat dibedakan atas kalimat transitif dan kalimat intransitif. Kalimat transitif ialah kalimat yang verbanya memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif; dan kalimat intransitif ialah kalimat yang verbanya tidak memiliki atau menhindari objek (Kridalaksana, 1992:52).
Verba mempunyai kedudukan yang utama karena peranannya dalam kalimat dan bentuk-bentuknya yang bervariasi.
Contoh: (1) Mahasiswa membuat karangan ilmiah.
S/N P/V O/FN
(2) Istana itu berlantaikan marmer.
S/FN P/V Pel./N
(3) Adik menangis.
S/N P/V
(4) Keluargaku tinggal di Bandung.
S/N P/V K/Fprep.
(5) Rumah itu berpagar bambu.
S/FN P/V K/N
Bentuk-bentuk verba di atas memperlihatkan perilaku yang berbeda. Verba membuat pada kalimat (1) diikuti oleh konstituen pendamping berupa objek dan berlategori nomina, verba berlantaikan pada kalimat (2) diikuti oleh konstituen pendamping berupa pelengkap dan berkategori nomina, verba menangis pada kalimat (3) tidak diikuti konstituen pendamping, verba tinggal pada kalimat (4) diikuti oleh konstituen pendamping berupa keterangan yang berkategori frasa preposisional, dan verba berpagar pada kalimat (5) diikuti oleh konstituen pendamping berupa keterangan karena mempunyai potensi untuk disisipi dan berkategori nomina.
Dari bentuk, perilaku sintaktis, dan perilaku yang berbeda itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap verba.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam kalimat, verba mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada yang diikuti konstituen pendamping berupa objek, pelengkap, zero (tanpa konstituen pendamping), dan keterangan. Kehadiran konstituen pendamping tersebut ada yang bersifat wajib, opsional (manasuka), dan takwajib bergantung pada bentuk, struktur semantis verba, serta relasi yang terjalin antara verba dengan konstituen pendampingnya.
Penelitian ini berkaitan dengan verba ditinjau dari segi perilaku sintaktis dan semantis. Kajian verba dari kedua segi ini cukup luas cakupannya. Kajian verba dari segi sintaktis dapat melibatkan unsur lain, seperti hubungan verba dengan objek (P-O), verba dengan pelengkap (P-Pel), verba dengan keterangan (P-K). Kajian verba dari segi semantis berkaitan dengan makna inhern verba, yakni verba pungtual, verba statis, verba statif, dan verba aktivitas.
Penelitian ini tidak akan mengkaji semua masalah yang telah dikemukakan. Penelitian ini memusatkan pada relasi verba dengan konstituen pendamping yang berupa pelengkap. Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian ini mengkaji hal-hal sebagai berikut.
(A) Bagaimana bentuk verba berpelengkap dalam bahasa Indonesia?
(B) Bagaimana perilaku sintaktis verba berpelengkap dalam bahasa Indonesia?
(C) Bagaimana perilaku semantis verba berpelengkap dalam bahasa Indonesia?
1.3 Tinjauan Pustaka
Pemahaman verba dalam penelitian ini adalah kategori kata yang secara potensial cenderung menduduki fungsi predikat. Verba sebagai sentral kalimat menentukan kehadiran konstituen lain. Kehadiran pelengkap dalam kalimat ada yang bersifat wajib, opsional, dan tak wajib (Kridalaksana, 1986).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengkaji dan mendeskripsikan bentuk verba berpelengkap dalam bahasa Indonesia.
2. Mengkaji dan mendeskripsikan perilaku sintaktis verba berpengkap dalam bahasa Indonesia.
3. Mengkaji dan mendeskripsikan perilaku semantis verba berpengkap dalam bahasa Indonesia.
1.5 Konstribusi Penelitian
Manfaat penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang berupa deskripsi yang lengkap berkaitan dengan verba dan pelengkap.
2. Penelitian ini adalah salah satu dari berbagai penelitian yang dilakukan terhadap ilmu kebahasaan akademis yang akan menumbuhkan budaya penelitian.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jangkauan waktu bersifat sinkronis. Penggunaan metode sinkronis dipertimbangkan atas pemusatan pada ciri-ciri dan sifat-sifat data bahasa secara resmi sehingga menghasilkan penemuan data yang aktual (Djajasudarma, 1993:7). Data yang dikaji bersumber dari bahasa Indonesia tulis sebagai data utama.
1.7 Jadwal Pelaksanaan
Lama penelitian delapan bulan ( ) dengan jadwal sebagai berikut.
No. Kegiatan Bulan
Des. Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. Jul. Agt.
1. Pengumpulan data
2. Analisis dan penulisan
3. Pengetikan dan penjilidan
1.8 Personalia Penelitian
Ketua Peneliti:
a. Nama lengkap dan gelar : Eni Karlieni, Dra., M. Hum.
b. Golongan, pangkat, dan NIP : III d, Penata Tk I, 131656205
c. Jabatan fungsional : Lektor
d. Jabatan struktur : Sekretaris Program Studi Editing
e. Fakultas/Program Studi : Sastra
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Linguistik
h. Waktu untuk penelitian ini : 12 jam/minggu
Anggota Peneliti:
a. Nama lengkap dan gelar : Hj. Yetti Setianingsih, Dra.
b. Golongan, pangkat, dan NIP : III C, Penata, 1311122439
c. Jabatan fungsional : Lektor Muda
d. Jabatan struktur : Ketua Program Studi Editing
e. Fakultas/Program Studi : Sastra
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Linguistik
h. Waktu untuk penelitian ini : 12 jam/minggu
a. Nama lengkap dan gelar : Hardiati, Dra.
b. Golongan, pangkat, dan NIP : III C, Penata, 131649127
c. Jabatan fungsional : Lektor Muda
d. Jabatan struktur : -
e. Fakultas/Program Studi : Sastra
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Linguistik
h. Waktu untuk penelitian ini : 12 jam/minggu

Related Posts: